Wednesday, August 4, 2010

Susunan Pengurus HIMAHI UMM Periode 2010/2011

Ketua Umum : Wahidatun Hasanah
Wk. ketua Umum : Haryo Prasodjo
Sekretaris Umum : Aditiya Maulidana
Bendahara : Trisnawati

Departemen Luar Negeri
Ketua : Wildan
Sekretaris : Ayu Muslimah
Staff : Siti Mukarromah
Lisvi Nael
Nicho Prasetyo

Departemen Dalam Negeri
Ketua : Mahrus
Sekretaris : Sulistya Khoirul Maya
Staff : Baiquni As-Shafa
Raissa Ayu
Yuyun Ariyani

Departemen Keilmuan
Ketua : Pradana Wirawan
Sekretaris : Sigit Prasetyo
Staff : Khoirul Amin
Jayanti
Eny Farida

Departemen Minat dan Bakat
Ketua : Katingan Agung
Sekretaris : Eny Nurul
Staff : Hadian Daana
Fadzryl Adzmy
Liedya Paramitha

Thursday, November 26, 2009

DAFTAR NAMA-NAMA KELOMPOK LO

Kelompok 1 ( ACF )
1. DOS SANTOS 07’
2. JESSI TRILIA 08’ ( 085249197981 )
Kelompok 2 ( FoEI )
1. SAMSUL 07’ ( 085732924999 )
2. PANDU 08’ ( 081393377404 )
Kelompok 3 ( G I )
1. AHMAD RAFI 07’
2. TRI JAYANTI 08’ ( 085855173573 )
Kelompok 4 ( ICLEI )
1. HAFID ADIM PRADANA 07’ ( 081333738844 )
2. JUNAIDI 08’ ( 083835380925 )
Kelompok 5 ( OzG )
1. UMMI ALIYAH 07’ ( 085624226457 )
2. ADRIAN. W 08’
Kelompok 6 ( ACTO )
1. SYIFA 07’ ( 085655559638 )
2. PRADANA 08’ ( 085736008009 )
Kelompok 7 ( CSD )
1. KHOIRUL ANWAR 07’
2. FREDY ARILIZA 08’ ( 085755882006 )
Kelompok 8 ( IUCN )
1. FITRI 07’
2. FAUZAN 08’ ( 085235440001 )
Kelompok 9 ( WWF )
1. FUAD HASAN 07’ ( 08563615130 )
2. HAFIZHAN 08’ ( 085649755287 )

Kelompok 10 ( WRI )
1. VICKY 07’
2. AZZALI 08’ ( 0817861530 )
Kelompok 11 ( WEDO )
1. AGUS ARDIANSYAH 07’
2. SEBASTIAN ALDO 08’ ( 085755040147 )
Kelompok 12 ( WMO )
1. SULIS 08’ ( 085248211755 )
2. FAIZAL 08’ ( 085649949234 )
Kelompok 13 ( PCRC )
1. VELLA 07’
2. HASYIM 08’ ( 087859286656 )
Kelompok 14 ( MPI )
1. RICKY 08’ ( 085646474108 )
2. FUAD NURCHOLIS 08’
Kelompok 15 ( SNI )
1. RISKA 07’
2. WISNU ARIO 08’ ( 085252821212 )





NB :

PARA PESERTA SILAHKAN LANGSUNG MEGHUBUNGI LO SESUAI DENGAN KELOMPOKNYA MASING-MASING UNTUK MENGERJAKAN TUGASNYA LEBIH LANJUT……!

Thursday, November 19, 2009

Realisme Dalam Fenomena Internasional

By. Department of Science

Pengantar
Realisme ini diawali dengan sejarah studi Hubungan Internasional yang muncul antara Perang Dunia I dan II, Realisme muncul sebagai arus utama pendekatan hubungan internasional akibat ketidaksempurnaan pendekatan kaum idealis, terutama pembahasan tentang “perang”. Pendekatan pemikir idealis dinilai lemah karena terlalu meremehkan “power” dan terlalu menyanjung tinggi rasionalitas manusia, bahkan meyakini bahwa negara bangsa telah mencacah sekian besar kepentingan bersama demi mengatasi “momok” perang. Debat – debat mengenai permasalahan power, rasionalitas, kepentingan bersama dan perang, mulai muncul pada masa generasi baru realisme (E.H. Carr, H.J. Morgenthau, Reinhold Niebuhr, Frederick Schuman, George Kennan, dkk.) di akhir 1930-an, dimana mereka menekankan pada kemaha-luasan “power” dan pertarungan alami-politik antar bangsa.
Sebenarnya pemikiran mereka sudah diawali sejak jaman Thucydides (The Melian Dialogue 460-406BC), N. Machiavelli (1496-1527), T.Hobbes (1588-1679) dan JJ. Rossenau (1712-78), yang disebut classic-realism. Realisme klasik menawarkan konsep raison d’etat (state excuse), dimana negara memiliki dalih untuk melindungi negaranya (sebagaimana doktrin militer pre-emptative strike AS pasca containment perang dingin). Hal ini muncul dari asumsi bahwa lingkungan internaasional tidak ada yang superior, tidak ada satu-satunya kekuatan yang lebih tinggi yang dapat mengatur seluruh penduduk dunia. Sementara tiap negara akan selalu berusaha memaksimalkan kepentingan nasionalnya masing – masing. Kondisi dunia yang anarki ini menjadikan “Balance Of Power” sedemikian penting untuk dijaga, tentunya dengan kode etik hokum internasional (versi barat) sebagai konsensusnya. Untuk itu, Meinecke mengatakan, negara perlu menguatkan dan menyehatkan dirinya sebagai langkah pertama. Tetapi Machavelli juga menyarankan agar jangan sampai negara mengorbankan kepentingannya sendiri dalam memenuhi etika internasional karena sesungguhnya realisme memandang prinsip moral universal itu tidak ada, meski di tataran domestik, realis masih mengharapkan adanya etika politik yang menjamin kekuatan internal negara. “Raison d’etat’ inilah yang akhirnya menjadi precursor atau pelopor standar ganda.
Perlu diingat bahwa dalam realisme ini, negara dianggap sebagai aktor utama dan satu-satunya yang legitimate dalam melakukan hubungan antar bangsa, dan peran negarawan menjadi luar biasa penting dalam rekomendasi para pemikir realis. Sementara itu pula, banyak kritik yang dialamatkan pada pendekatan ini. Pertanyaan yang cukup serius seperti, apakah pendekatan ini akan ’long live’ dalam hubungan internasional? Dan apakah realisme mampu memahami dan diterapkan pada masa sekarang?

Kritik terhadap Realisme dan Neoralisme
Jack Donnelley dalam tulisannya yang berjudul Realism dalam buku Theories of International Relations menyatakan bahwa realisme bukan merupakan teori preskriptif, atau teori yang memberikan petunjuk. Selain itu, realisme juga teori yang fokusnya terlalu sempit. Jackson dan Sorensen menambahkan bahwa realisme gagal menangkap perluasan politik internasional. Penjelasannya, realisme hanya menjelaskan masalah politik internasional melalui aspek historis. Para pengamat hanya melihat berdasarkan pengalaman yang pernah terjadi, seperti Thucydides yang mengangkat teori realisme klasik berdasarkan fakta persaingan state pada masa yunani kuno. Sedangkan ketidakmampuan realis dalam memprediksikan apa yang akan terjadi dalam politik internasional semakin nyata terlihat manakala tidak dapat menjelaskan dan menangkap adanya aktor penting lain yang bukan negara. Misalnya multi national Company (MNC) Dan lembaga Swadaya Masyarakat atau NGO. Padahal pada saat ini NGO dan MNC memiliki peran penting dalam mempengaruhi actor negara untuk membuat kebijakan sesuai dengan kepentingan mereka. Kurang terbukanya realisme terhadap perubahan konstelasi politik internasional ini menyebabkan kurang fleksibelnya teori realisme jika diterpkan pada kondisi dunia pada saat ini.

Relevansi realisme dalam fenomena internasional
Di dalam realisme klasik dan modern terdapat tiga kesepahaman, Triple S yaitu Statism, Survival, Self – help.
Statism : focus dari relisme dimana terdapat dua klaim yang dinamis dalam kestatisan hubungan antar bangsa, secara teori dalam world politics, pertama, negara sebagai actor utama yang dimana actor lain tidak memiliki signifikansi yang sama dengan state. Kedua, kadaulatan negara sebgai komunitas politik mandiri. Intinya dlam statism ini, negara menjadi aktor utama yang paling dominan dalam dunia internasional dan proses dalam HI.
Survival : Tujuan pengorganisasian negara adalah keteraturan dalam mempertahankan kehidupan masyarakat. Jadi survival adalah hal yang hakiki dalam dunia internasional dan dalam proses HI, dimana setiap negara harus dapat bertahan ditengah arus dunia internasional.
Self – help : Tidak ada satu negarapun yang berani menjamin eksistensinya secara struktural baik dibidang domestik dan internasional, dalam hal ini tidak ada musuh atau teman yang abadi, yang ada hanya kepentingan nasional negara. Jadi yang didapatkan negara adalah hasil jerih payah mereka sendiri, apa yang ditabur, itulah yang dipetik.
Intinya, bahwa satu – satunya aktor yang berperan dalam dunia internasional adalah negara dimana perspektif terhadap dunia bersifat anarkis yang menganggap perang dan damai adalah fenomena dunia yang wajar, yang berangkat dari indivdu yang membentuk negara tersebutdan dengan kekuatan balance of power yang berfungsi sebagai penyeimbang keadaan dunia internasional yaitu pemusatan pada kekuasaan dan proses politik internasionalnya untuk mewujudkan kepentingan nasional negara.
Globalisasi adalah bentuk real dari kegiatan suatu negara dalam memperluas kekuasaanya. Fenomena globalisasi ini dapat diartikan bagaimana kerasnya dunia internasional dan membuat suatu negara harus mengusahakan suatu kegiatan yang dapat digunakan untuk mencapai kepentingan nasional negara. Dan globalisasi ini dapat diartikan sebagai proses pembawa nilai tertentu dari negara asal untuk dipahami atau diaplikasikan dan suatu keberhasilan apabila nilai tersebut berkuasa di negara tujuan.

Referensi
Donnelly, Jack. Theories of International Relations, Realism
Rapar, J.H. Filsafat Politik, Jakarta ; Rajawali Pers, 2002.
Website
www.wikipedia.co.id

Saturday, November 14, 2009

AGENDA DEKAT HIMAHI

1. HI BACK TO NATURE, diadakan di CUBAN RONDO pada tanggal 5 Desember 2009

OLEH KARENA ITU

DISAMPAIKAN KEPADA TEMAN - TEMAN ANGKATAN 2008 KE ATAS YANG

MAU MENDAFTARKAN DIRI MENJADI

PANITIA "BACK TO NATURE" ( GANTINYA HI CAMP)

BISA MENGHUBUNGI

FADHOR '08 : 085645437751 ato

TOPAN '07 : 085234185833

FORMAT SMS:

1. REG LO NAMA SEMESTER
CONTOH : REG LO SONYA 3
UNTUK MENDAFTAR MENJADI PENDAMPING

2. REG PA NAMA SEMESTER
CONTOH ; REG PA SONYA 3

UNTUK MENDAFTAR DIKEPANITIAN UMUM

PENDAFTARAN PANITIA DITUTUP TGL 15 NOV 2009

Friday, September 11, 2009

HIMAHI DAN KAJUR BERKENALAN DENGAN MABA

Salah satu agenda wajib yang harus dilaksanakan oleh setiap himpunan mahasiswa jurusan ( HMJ) adalah perkenalan para pengurus serta program - program kerja yana akan dilaksanakan dalam kepengurusan satu tahun ke depan kepada para mahasiswa baru (maba ). Tentu saja HMJ Hubungan Internasional atau yang lebih dikenal dengan sebutan himahi tak luput dari kewajiban ini. Kegiatan yang masuk ke dalam susunan acara PESMABA ini digelar di salah satu sisi basement UMM DOME, (03/09/09).

Kegiatan tersebut dimaksudkan agar maba dapat berpartisipasi aktif dalam setiap program yang telah disusun oleh para pengurus HMJ HI periode ini. Selain itu, kegiatan ini juga menjembatani maba dalam mengenal sosok dosen - dosen yang akan mengajar mereka selama menimba ilmu di Universitas Muhammadiyah Malang. Rupanya tidak hanya dosen dan pengurus HMJ yang hadir dalam acara tessebut , para mahasiswa HI semester atas pun turut hadir seolah ingin memberikan sambutan atas kedatangan maba serta dukungan terhadap acara ini, bahkan diantaranya merupakan asisten dosen dan pegawai Kajur.

Acara dimulai dengan alunan lagu Indonesia Pusaka oleh pengurus HMJ kerja sama dengan CEAS dan diiringi music oleh dua orang dosen muda, Bapak Tonny ( keyboard ) dan Bapak Rully ( gitar ), guna menyambut kedatangan maba yang mulai memenuhi ruangan. Setelah semua maba terkondisikan, MC segera membuka acara, suasana fun mulai dibangun.

Perkenalan para dosen dan pegawai Kajur diwakili oleh Ibu Dyah Estu Kurniawati selaku Pejabat Sementara Jurusan, menggantikan ketua jurusan sebenarnya , Bapak Muhadjir Effendy yang juga merupakan Rektor UMM. Selain itu, Ibu Dyah juga memberikan gambaran mengenai jurusan HI di UMM. Mulai dari berbagai kegiatan yang menghadirkan atau bekerja sama dengan tokoh – tokoh besar, diantaranya Menlu Hasan Wirayudha dan para pejabat kedutaan asing, hingga berbagai organisasi dan forum diskusi yang berada di bawah naugan jurusan ( CEAS, CIS, IMCS, dan COMES ). Kemudian dilanjutkan oleh pemaparan Bapak Yusli seputar kajian HI. “Saat ini kajian Hi telah berkembang pesat, tidak hanya melulu soal politik, tetapi cakupannya menjadi sangat luas , “ demikian salah satu pernyataan beliau. Selanjutnya Bapak Gonda memperkenalkan salah satu fasilitas yang bisa digunakan oleh semua mahasiswa HI UMM yakni laboratorium HI yang berlokasi di masjid AR – Faghruddin lantai satu, berdampingan dengan poliklinik. Tak ketinggalan pula, pemberian hadiah berupa buku bagi mahasiswa yang mampu menjawab pertanyaan dari dosen.

Acara diselingi performance pengurus HMJ kerja sama dengan CEAS yang menyanyikan lagu – lagu berbahasa Jepang dan Korea sebagai pembuktian bahwa mahasiswa HI UMM akan mendapatkan kesempatan belajar bahasa asing selain bahasa inggris. Menjelang penutupan acara, keseluruhan pengurus HMJ yanh hadir diperkenalkan oleh Ketua HMJ, Dyah Retnaning , berikut jabatan masing- masing dalam kepengurusan.

Berkenaan dengan estimasi waktu yang diberikan oleh panitia pesmaba cukup sempit maka acara segera diakhiri dan sebelum maba meninggalkan ruangan, MC mengajak seluruh maba untuk meneriakkan yel – yel “ Care inside, Go outside ”. Semoga mahasiswa HI UMM secara keseluruhan benar – benar peduli terhadap apa yang terjadi di dalam negeri serta mampu berprestasi mengepakkan sayap ke luar negeri. Sepatutnya hal ini diamini oleh seluruh masyarakat HI UMM.

Contributed by Nanning Purwaningsih Ratnaning Rahayu ( na_caroline@ymail.com )

 
Copyright © internatio. All rights reserved.
Blogger template created by Templates Block | Start My Salary
Designed by Santhosh